Ketua Fraksi Partai Hanura, Syarifuddin Sudding menegaskan adanya pemberian BLSM cenderung dijalankan untuk pencitraan Demokrat
Ketua Fraksi Partai Hanura, Syarifuddin Sudding (Antara)
"Sekarang ini banyak agenda politik, seperti Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) sementara tidak ada lagi bank yang bisa dibailout seperti 2009," kata Ketua Fraksi Partai Hanura, Syarifuddin Sudding, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (11/6).
Syarifuddin menjelaskan adanya pemberian BLSM juga disebabkan rulling party (Partai Demokrat) merasakan masyarakat sudah mulai kehilangan kepercayaan dan simpati. Ini akibat banyak politisi Demokrat terjerat kasus korupsi yang merugikan negara.
"Wacana pemerintah ini dalam rangka menghadapi Pemilu 2014 untuk mencari simpati masyarakat karena partai tertentu merasa turun elektabilitasnya dan mencari simpati dengan memberikan BLSM," tegasnya.
Syarifuddin menegaskan Fraksi Hanura menolak kenaikan BBM akibat pemerintah tidak konsisten. Pemerintah menyatakan akan ada penyesuaian ICP dalam waktu 6 bulan terakhir, yakni 115 persen. Sementara itu harga minyak dunia turun hingga ICP sampai 90 persen.
"Tidak jelas alasan pemerintah untuk menaikan BBM. Pemerintah tidak konsisten dalam menyampaikan angka-angka pertumbuhan ekonomi, lifting minyak," pungkasnya.